Mohon Maaf Lahir Bathin ya Pak….
Mohon Maaf Lahir Bathin ya Bu….
Mohon Maaf Lahir Bathin ya Om Tante….
Dan seterusnya
Itulah ritual rutin yang dilakukan masyarakat Indonesia saat merayakan hari Raya Idul Fitri & ritual inipun juga dilakukan oleh masyarakat non muslim sehingga sudah menjadi ritual masyarakat Indonesia pada umumnya, bahkan banyak sekali masyarakat Indonesia yang rela bermacet-macetan dijalan, menghabiskan banyak waktu & uang untuk bermaaf maafan di kampung halaman supaya lebih afadol katanya.
Sayangnya sebagian besar ritual memaafkan ini baru sebatas menjalankan ritual rutin tahunan karena kenyataannya kita masih memiliki rasa marah, benci, dendam terhadap seseorang yang sudah kita “maafkan” saat lebaran.
Pernahkah kita mengalami perasaan yang mudah marah, mudah tersingung atau mungkin saat sedang rilex tiba-tiba perasaan sedih, marah muncul, itulah salah satu akibat dari memaafkan yang belum sempurna.
Kadangkala kita selalu mengatakan kepada orang lain bahwa kita sudah memaafkan si fulan, saya tidak ada perasaan dendam sama si fulan dan lainnya. Apakah kita yakin sudah memaafkan kesalahan si fulan atau hanya sekedar “Melupakan”. Memaafkan dan Melupakan adalah hal yang sangat berbeda jauh. Sebagian dari kita kebanyakan baru “melupakan” belum memaafkan.
Cara mengetesnya sangat mudah, salah satunya adalah dengan mengingat kembali, merasakan kembali, serta mendengarkan kembali apa yang pernah dikatakan, & dilakukan si fulan kepada kita sehingga kita sangat marah, kecewa, sedih, merasa dilecehkan dan perasaan lainnya oleh si fulan, apabila perasaan tersebut masih muncul berarti kita baru mampu melupakan belum memaafkan. Cara mengetes lainnya ada beberapa cara tapi kita coba lakukan tes seperti teknik diatas.
Apabila perasaan marah, benci, dendam, kesal dan lainnya kepada seseorang belum kita maafkan tapi hanya sekedar kita lupakan, maka sama halnya dengan kita memegang sebuah gelas yang kita angkat keatas, awalnya gelas tersebut sangat ringan karena memang berat gelas sangat ringan, tapi apa yang terjadi kalau gelas tersebut terus kita angkat keatas lebih dari 2 jam ? atau lebih dari 24 jam ? atau lebih dari seminggu ? begitu juga halnya dengan perasaan tidak nyaman terhadap perlakukan & perkataan seseorang yang terus kita pegang maka lama kelamaan akan membuat masalah di dalam diri kita. Sama juga halnya dengan luka kecil yang kita diamkan dengan harapan akan diobati oleh yang telah membuat luka padahal belum tentu si pembuat luka sadar sudah melukai kita.
Kitalah yang peduli dengan luka kita karena bila luka tersebut terus didiamkan akan menjadi busuk, bernanah, infeksi bahkan bisa diamputasi. Menyembuhkan dengan mengobati luka tersebut untuk kesehatan kita sehingga kitalah yang harus perduli tanpa mengharapkan orang lian yang melakukannya, begitu juga halnya dengan luka batin kita, kitalah yang harus mengobatinya untuk kebaikan diri kita.
Salah satu cara yang mudah untuk dilakukan adalah dengan mengingat kembali, merasakan kembali serta mendengarkan kembali apa yang telah dilakukan & dikatakan oleh si fulan yang telah melukai perasaan kita sampai perasaan tidak nyaman muncul, setelah perasaan tersebut muncul lalu sambil kita katakan, Ya Allah…walaupun saya sangat kesal, sangat marah, sangat benci ( atau perasaan lain yang kita rasakan sebutkan saja semuanya) karena si …….. telah mengatakan ………….. atau telah melakukan ……… kepada saya sehingga saya merasa …………… tapi saya ikhlas ya Allah, saya pasrahkan padamu ya Allah….. lalu tarik nafas panjang & dalam dan buang nafas, saat membuang nafas imaginasikan perasaan tidak nyaman tersebut ikut terbuang bersamaan hembusan nafas. Ulangi langkah ini sampai perasaan kita sudah sangat nyaman ketika kita mengingat kembali, merasakan kembali serta mendengarkan kembali apa yang telah membuat kita terluka
Selamat mecoba, semoga bermanfaat
Knowing is Nothing, Take Action Miracle Happen
BADAK, 1 SEPTEMBER 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar