Selasa, 27 Agustus 2013

CHANIAGO


jujur sebelumnya saya tidak menegenal makna dari kata "CHANIAGO" ini dalam nama saya dan ke-2 anak-anak saya yang bernama Vildanov Davian Devalino Chaniago (Nino) and Alerio Massaro Damian Chaniago (Aleo), terlebih alm. Ayah saya belum sempat memberi tahu makna sebenarnya dari suku "CHANIAGO" ini yang kebetulan leluhur alm Ayah saya suku Minang asli dan sebenarnya pemberian nama suku "CHANIAGO" ini dibawa oleh penerus wanita dari suku "CHANIAGO". Sedangkan mami saya bukan dari suku Minang melainkan Suku JAWA asli yaitu KEDIRI, JATIM, agak kurang "ngehh" dalam memberi nama rupanya alm Ayah saya, karena istri beliau seorang wanita sabar dari tanah jawa, begitupun saya, alhamdulillah saya memperoleh istri yang asli Suku Minang, asal dari pariaman, dan berdasarkan info dari mama mertua, istri saya (Alinar Nina Amran) merupakan keturunan dari suku "CHANIAGO". Waaah sempat kaget juga karena baru tahu ternyata istri merupakan keturunan dari suku 'CHANIAGO' yang baru saya ketahui bersama istri selama penyelenggaraan prosesi aqiqah anak-anak saya nino and aleo pada tgl 10 November 2011 dikota Balikpapan lalu, berikut sejarah suku "CHANIAGO"

 

 

saya dapat pencerahan dari berbagai sumber,

and this is it :

Suku Chaniago adalah suku asal yang dibawa oleh
Datuk Perpatih Nan Sebatang yang merupakan
salah satu induk suku di Minangkabau selain suku Piliang.
Suku Chaniago memiliki falsafah hidup demokratis,
yaitu dengan menjunjung tinggi falsafah
"bulek aia dek pambuluah, bulek kato dek mufakat.
Nan bulek samo digolongkan, nan picak samo dilayangkan"
artinya: "Bulat air karena pembuluh, bulat kata karena mufakat".
Dengan demikian pada masyarakat suku chaniago semua keputusan
yang akan diambil untuk suatu kepentingan harus melalui suatu proses
yaitu musyawarah untuk mufakat.

Falsafah tersebut tercermin pula pada bentuk arsitektur
rumah adat bodi Chaniago yang ditandai dengan tidak terdapatnya
anjuang pada kedua sisi bangunan Rumah Gadang.
Hal tersebut menandakan bahwa tingkat kasta seseorang
tidak membuat perbedaan perlakuanantara yang tinggi dengan
yang rendah. Hal yang membedakan tinggi rendahnya seseorang
pada masyarakat suku Chaniago hanyalah dinilai dari besar
tanggung jawab yang dipikul oleh orang tersebut.

Salah satu falsafah lain untuk mencari kata kesepakatan dalam
mengambil keputusan suku chaniago adalah "aia mambasuik dari bumi"
artinya suara yang harus didengarkan adalah suara yang datang dari bawah
atau suara itu adalah suara rakyat kecil,
baru kemudian dirembukkan dalam sidang musyawarah untuk
mendapatkan sebuah kata mufakat barulah pimpinan tertinggi
baik raja maupun penghulu yang menetapkan keputusan tersebut.

Komunitas terkecil dalam masyarakat Minangkabau disebut SUKU,
sedangkan Komunitas besar, dari sudut pandang Minang disebut NAGARI.
Suku sebagai kelompok terkecil, akan senantiasa terpelihara sepanjang
masih terlahirnya anak perempuan yang akan meneruskan garis keturunan
Matrilinealnya, walaupun bako /garis Ayah bukanlah urang Minang ( Islam ).
Mengapa tali ikatan bathin Sapasukuan ini kian longgar,
bahkan sudah lepas di Tanah Minang,
karena urang Minang sendiri saat ini tidak memahami /menyadari
bahwa Kelompok masyarakat terkecil di Minangkabau adalah Suku,
bukan hanya sekedar keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan anak.
Bukankah dari sejak zaman Datuak Katumangguangan (Niniak Mamak Urang Piliang)
dan Datuak Parpatih Nan Sabatang (Niniak Mamak Urang Chaniago)
urang Minang tinggal di sebuah Rumah Gadang,
yang dihuni oleh beberapa Mandeh/Ibu,
yang diwariskan secara turun temurun kepada anak perempuan nya,
yang kelak juga akan membawa suaminya dan berketurunan
untuk hidup bersama di Rumah Gadang milik suku nya yang juga memiliki/mewarisi
Sawah jo Ladang, Tapian tampek mandi, dan Pandam pakuburan,
Barangkali inilah yang menjadi salah satu penyebab membawa
pecahnya kekeluargaan Minangkabau, karena niniak mamak,
keluarga garis Mandeh/Ibu, atau bahkan Penghulu Adat di pasukuan
tidak lagi dianggap sebagai keluarga.

Dari beberapa literasi yang pernah saya baca,
Kata suku dari bahasa Sanskerta yang artinya "kaki",
satu kaki berarti seperempat dari satu kesatuan.
Pada mulanya negeri mempunyai empat suku, Nagari nan ampek suku.
Nama-nama suku yang pertama ialah Bodi, Chaniago, Koto, Piliang.
Kata-kata ini semua berasal dari sanskerta :
• Bodi dari bhodi (pohon yang dimuliakan orang Budha)
• Chaniago dari chaniaga (niaga = dagang)
• Koto dari katta (benteng)
• Piliang dari pili hiyang (para dewa) Bodi Caniago adalah
kelompok kaum Budha dan saudagar-saudagar (orang-orang niaga)
yang memandang manusia sama derajatnya.

Koto Piliang adalah kelompok orang-orang yang menganut agama Hindu
dengan cara hidup menurut hirarki yang bertingkat-tingkat.
alam Tambo, kata-kata Bodi Chaniago dan Koto Piliang ditafsirkan dengan :
Budi Chaniago = Budi dan tango, budi nan baharago, budi nan curigo
Merupakan lambang ketinggian Dt. Perpatih nan Sabatang dalam
menghadapi pemerintahan aristokrasi Dt. Katumanggungan.
Koto Piliang = kata yang pilihan (selektif) dalam menjalankan pemerintahan
Dt. Katumanggungan.

ini hanya sekedar sharing bagi teman-teman yang senasib dengan saya
yang ga tau sejarah chaniago itu seperti apa,
tidak ada maksud apa-apa,
hanya sekedar rasa penasaran saya yang tak terbendung . .

dapat ditarik kesimpulan,
kalau saya ga bisa menurunkan suku,
karena saya laki-laki,
berarti di keluarga saya putus suku,
karena tidak ada anak perempuan,
ga masalah sih,
yang penting saya tau asal saya . .namun tidak demikian dengan anak-anak saya karena mama mereka (istri saya) merupakan asli suku CHANIAGO, Jadi tidak mengapa saya menambahkan marga keluarga chaniago dikedua nama anak saya yaitu: "VILDANOV DAVIAN DEVALINO CHANIAGO Dan ALERIO MASSARO DAMIAN CHANIAGO"

Badak, 28082013


21 komentar:

  1. sekedar tambahan.. untuk pernikahan sesama suku chaniago diperlukan telaah garis keturunan apakah kedua calon dapat dinikahkan tau tidak. dan kalau pun dapat pernikahan ini harus mendapat kan ijin dari datuk parpatih nan sabatang atau datuk katumangguangan saat ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau menurut garis keturunan yang diceritakan itu pun tidak masalah karena.. yang laki2 keturunan minangnya dari garis bapaknya dan sedangkan yg perempuan keturunan asli chaniago pariaman jadi klo mwnurut saya itu sama dengan DAPEK ANAK MAMAK SAPASUKUAN / mwnikahi anak paman yang satu marga/suku.

      Hapus
    2. ✌😁sya caniago berhubung gelar kebangsawanan itu udh lama di tinggalin cs negara kita indonesia sejarah tetap kita jaga tp pancasila harus jadi dasar sebagai anak bangsa... tp ada sejarah lain tentang leluhurku melawan penjajah mereka cukup lama untuk menaklukan tanah minang bangga dan terharuh atas perjuangan mereka dan aku sadar saat ini kita hanya di suru menjaga kemerdekan...kt tdk harus berperang mknya kita harus sma2 saling berpegangan tangan berpeluk erat agar kita tidak mudah utuk di adu domba antar suku yg lain itu aj poin dari ibuku pesan dari nenek ku ✌aku anak indonesia aku laki2 aku canigo anak indonesia

      Hapus
  2. Sekedar memperjelas aja gan. suku di sumbar adalah suku minang bukan suku padang gan. Padang hanya sebuah kota di sumbar tapi suku di dalamnya adalah suku minang. sedangkan suku minang memiliki banyak suku2 lainnya.

    BalasHapus
  3. kalau nggak salah ke atas 7 garis keturunan saya ke atas...merupakan dari suku caniago...silsilahnya kalau nggak salah masih ada

    BalasHapus
  4. kalau nggak salah ke atas 7 garis keturunan saya ke atas...merupakan dari suku caniago...silsilahnya kalau nggak salah masih ada

    BalasHapus
  5. makasih informasinya, salam dari kami : http://udaconglee.blogspot.co.id/2015/12/cetak-spanduk-jasa-cetak-spanduk-murah.html

    BalasHapus
  6. senasib kita, suku putus di kekeluargaan kami, tak apa, masih ada wanita-wanita caniago yang bisa di nikahi... : http://clickdong.com

    BalasHapus
  7. Apa yang Bapak alami, sama dengan saya, namun semua anak saya nama belakangnya ada chaniago. Padahal yang chaniago hanya saya sendiri (sebagai Bapak) secara adat tidak boleh memberi kata "chaniago", namun karena kami di rantau dan kemungkinan anak-anak besar dirantau, kata chaniago saya maksudkan sebagai identitas orang minang dan hanya sebagai nama (teks) saja. Mohon maaf kalau saya ini salah, sekali lagi mohon maaf

    BalasHapus
  8. info bagus pak jadi ilang deh rasa penasaran

    sekalian pak mampir
    blog edisuryanegaraharahap

    BalasHapus
  9. Mohon pencerahan,

    Ibu saya bersuku Chaniago
    Ayah saya orang Mandailing bermarga Lubis

    Kami 5 bersaudara, saya anak pertama, anak 1 sampai 4 laki-laki dan anak ke 5 perempuan.

    Oleh orang tua, saya diberi suku dan marga :
    Helmi Chaniago Ramadhan Lubis

    Sedangkan adik-adiknya semuanya hanya bermarga Lubis. Apakah ini keliru?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mf bg.
      Ini mungkin agak ssh.
      Al nya klu dari Minang suku dari ibu.
      Klu Batak dari ayh.
      Tapi klu saya boleh saran.
      Pakelah kedua" suku.
      Supaya adil.

      Hapus
  10. Sebelum nya saya juga kurang tau makna Chaniago tapi sekarang sedikit bertambah pengetahuan saya ,saya sendiri anak perempuan dan anak ke 2.

    Sebelum nya kakak saya perempuan tapi orang tua saya lupa untuk menambah kan Chaniago di nama nya jadi saya anak bisa dibilang anak perempuan pertama yg diberi nama marga ,kami 4 saudara dan hanya anak ke 4 laki-laki jadi ada 3 dari kami yg pakai Chaniago tapi penulisan nama kami dibuat meleset dengan ejaan yg sama karna ada dimana dekade tidak boleh mencantumkan nama suku pada izajah atau gelar ,jadi nama saya anak ke 2 Caniago ,adik saya ke 3 Caniago juga tapi adik saya ke 4 dibedakan karna laki-laki jadi chaniyago.

    Ayah saya Minang dan ibu sunda banyak simpang siur juga untuk marga saya terutama ayah saya memang Minang namun karena suatu hal penting jadi di identitas/ktp nya tegal. Saya gak bisa jelasin lebih rinci yg jelas karna hal itu saya berpikir apa saya pantas untuk nama saya ? Atau apa saya bisa membawa nama ini sampai keturunan" saya karena saya sendiri bukan asli Minang ,asal lahir saya Cirebon

    Ahh setelah saya baca artikel" dan tau lebih lanjut tentang nama saya ini saya berpikir tanggung jawab saya atas nama ini semakin berat hehe��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo mbak, saya juga masi Ada keturunan chaniago, ayah saya Orang minang asli, ibu saya sunda, saya jg lahir dicirebon hehe, Kata ayah saya "sengaja ngga dikasi nama chaniago karena katanya itu ikut "ibu" apa boleh yaa saya kasi nama chaniago untuk keturunan saya? Hehe

      Hapus
  11. Boleh ko mbak.
    Klu mbak pake nama Chaniago.
    Smpe garis keturunan mbak.
    Biar org tau bahwa mbak Masi keturunan Minang kabau.

    BalasHapus
  12. Ayah saya caniago ibu saya batak tapi kami 4 saudara dipakaikan oleh ayah saya marga chaniago dibelakan nama kami. Menurut ayah saya agar kami tidak lupa pada sanak famili sasukuan dikampung halaman. Saya tinggal didaerah pesisir pantai batat sumatera utara.

    BalasHapus
  13. GiMana ya kalau kakek saya berasal dari sana,(Suku tjaniago )saya pakek ejaan lama,kalau orang tua saya lahir nya dipulau Sumatra (dibangka )dan saya sendiri lahir dibangka.tapi saya tetap mencari silsilah / atau turunan randji ..

    BalasHapus
  14. Sipakah sejatinya datuk Perpatih Nan sebatang yg menurunkan Chaniago itu ya klo boleh tau asal usul beliau min???

    BalasHapus
  15. saya Agil bapak saya keturunan Padang ibu saya keturunan Tangerang mereka pisah(cerai)
    Sedikit cerita..
    Pas saya kerja di salah satu ruko ada yg nanya mas asli sini(Tangerang)..t
    Saya jawab iya pa tapi bapak saya orang Padang pa..
    Marganya apa mas...
    Seketika saya langsung nelpon karna saya ga tau sama sekali marga bapa saya eh bapa saya bilang aa keturunan Chaniago mulai saat ini saya seneng punya marga heheheh...
    Dan saya nyari tentang marga Chaniago dan benar saja prilakunya mirip dengan saya berorganisasi berkedepankan musyawarah

    BalasHapus
  16. Saya Chaniago, tapi dari bapak saja. Sebenernya ga boleh diturunkan ya? Tapi apa boleh buat nama lahir saya sudah ada 'Chaniago' nya. Apakah saya boleh menamai anak saya kelak dengan Chaniago juga?

    BalasHapus
  17. Waa, salam kenal. Ayah saya Sunda-Minang (kakek Sunda, nenek Minang), dengan nama suku (nenek) Chaniago. Kalau secara kultur sih saya sebenarnya tidak terlalu familiar baik ke adat Sunda maupun Minang. Tapi kebetulan suami saya orang Minang juga (Tanjung).

    Sebenarnya walau mertua/keluarga suami tidak mempermasalahkan suku/garis keturunan/gelar adat, kadang saya kepikiran. Kalau seandainya saya hidup di ranah Minang, atau jika ingin memperdalam adat Minang, sebaiknya saya bagaimana... karena ya saya tidak benar-benar bisa dibilang "orang suku Chaniago", tapi "anak dari orang suku Chaniago". Kalau saudara, sebenarnya saya masih ada uwo dan sepupu di Sumatera Barat sana, tapi ya itu... jarang ketemu, jadi intinya saya kurang mengerti adatnya bagaimana

    BalasHapus